1. Mengapa PJJ?
Smith (1986:2-3) menyebutkan tiga faktor yang
mendorong penggunaan PJJ :
1. Laju pertumbuhan yang sangat
cepat dari teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, dan komputer.
2. Karena perkembangan yang cepat
dari ilmu pengetahuan sendiri, orang dewasa, baik demi alasan pekerjaan maupun
minat, merasa perlu mencari bentuk pendidikan yang sesuai.
3. Kenaikan biaya pendidikan
meningkatkan penggunaan metode PJJ.
Berikut
penjelasan lebih rinci mengapa masyarakat memilih program PJJ dalam menempuh
studinya :
1.
Daya tampung sistem pendidikan regular tergantung pada ruang
kelas, jumlah peralatan yang digunakan dan adanya dosen.
2.
Tersebar di seluruh Indonesia.
3.
Tenaga dosen tidak semuanya berkompeten.
Berdasar faktor
di atas, maka PJJ dapat diterima dalam dunia pendidikan. Perkembangan awal PJJ
antara lain:
1.
Generasi Pertama, Model Korespondensi
-
Bahan Cetak
2.
Generasi Kedua, Model Multimedia
-
Cetak
-
Kaset
-
Video Rekaman
-
Pembelajaran berbasis Komputer
-
Video Interaktif (VCD, DVD, dll )
3.
Generasi Ketiga , Model Pembelajaran Jarak Jauh
-
Telekonfrensi melalui audio
-
Konfrensi melalui video
-
Siaran Televisi/Radio
4.
Generasi Keempat , Model Pembelajaran Fleksibel
-
Multimedia interaktif
-
Akses internet
-
Komunikasi bermedia Komputer
5.
Generasi Kelima, Model E-Learning
-
Web-based courses (multimedia terintegrasi)
-
Komunikasi yang dimediasikan komputer
6.
Generasi keenam, Model Pembelajaran Bergerak/ Mobile
-
Koneksi Nirkabel
-
Akses internet melalui browser
-
Palm e-learning (sms, hp/komunikator, personal data
assistant)
2. Pengertian PJJ
Berbagai ahli telah mencoba
mendefinisikan PJJ menurut sudut pandangnya masing-masing. Beberapa definisi
yang diberikan para ahli menjelaskan bahwa PJJ adalah:
1. Suatu bentuk pembelajaran mandiri
yang terorganisasi secara sistematis, dimana konseling, penyajian materi
pembelajaran, dan penyeliaan serta pemantauan keberhasilan siswa dilakukan oleh
sekelompok tenaga dosen yang memiliki tanggung jawab yang saling berbeda.
Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh dengan menggunakan bantuan media (Dohmen,1967).
2. Suatu metode pembelajaran yang
menggunakan korespondensi sebagai alat komunikasi antar tenaga dosen dengan
siswa, ditambah dengan adanya interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran (Mackenzie,
Christensen, & Rigby, 1968).
3. Sistem pendidikan yang tidak
mempersyaratkan adanya tenaga dosen di tempat seseorang belajar, namun
dimungkinkan adanya pertemuan-pertemuan antara tenaga dosen dan siswa pada
waktu-waktu tertentu (French Law, 1971).
4. Suatu metode untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikelola berdasarkan pada
penerapan konsep ban berjalan (division of labor), prinsip-prinsip
organisasi, dan pemanfaatan media sevata ekstensif terutama dalam reproduksi
bahan ajar, sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada siswa
dalam jumlah banyak pada saat bersamaan dimanapun mereka berada. Merupakan
suatu bentuk industri dari belajar dan dosenan (Peters, 1973).
5. Suatu metode pembelajaran dimana
proses dosenan terjadi secara terpisah dari proses belajar, sehingga komunikasi
antara tenaga dosen dan siswa harus difasilitasikan melalui bahan cetak, media
elektronik, dan media-media lainnya (Moore, 1973).
6. Suatu bentuk pendidikan yang
meliputi beragam bentuk pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikan yang
terjadi tanpa adanya penyeliaan tutor secara langsung dan atau terus menerus
terhadap siswa dalam lokasi yang sama, namun memerlukan proses perencanaan,
pengorganisasian dan pemantauan dari suatu organisasi pendidikan, serta
penyediaan proses pembimbingan dan tutorial, baik dalam bentuk langsung (real
conversation) maupun simulasi (simulated conversation) (Holmberg,
1977).
Dari pernyataan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa PJJ merupakan program pengajaran dimana aktivitas antara
pengajar dan yang diajar terpisah. Hal itu bisa disebabkan karena jarak tempuh
tempat perkuliahan jauh sedangkan masih banyak urusan yang harus dikerjakan
sehingga tidak bisa melakukan perkuliahan regular dan dimudahkan dengan adanya
PJJ. PJJ
juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui
media. Dengan demikian, PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang
ditimbulkan akibat keterbatasan dosen yang berkualitas.
3. Teori dan Filosofi
Teori model pembelajaran, tidak
hanya dititik beratkan kepada penyampaian informasi kepada peserta didik, tapi
juga bagaimana peserta didik dapat mencerna dan membangun pengetahuan baru dari
informasi yang diperolehnya. Pandangan lama yang masih dipakai sampai saat ini,
adalah pendekatan penyampaian informasi yang diibaratkan seperti kerja
komputer. (Seamans,1990).
Konsep ini menjelaskan bahwa
pengajar memberikan gambaran nyata dari hal-hal yang abstrak dan
menyampaikannya kepada peserta didik melalui sebuah media. Peserta didik kemudian
menerima, merekam, dan menyimpan informasi tersebut. Lalu Horton (1994) memodifikasi
pendekatan ini dengan menambahkan dua faktor tambahan yakni: keadaan peserta
didik (lingkungan, situasi, sensor penerimaan lainnya) dan pikiran (ingatan,
emosi, keingintahuan, dan minat).
PJJ memerlukan
interaksi yang tinggi antara pengajar dan peserta didik. Salah satu manfaat
interaksi ini yaitu PJJ memperbolehkan peserta didik untuk mendengar dan
mungkin melihat pengajarnya dengan berbagai media, sebagaimana keharusan dosen
untuk menjawab pertanyaan atau komentar dari peserta didiknya.
4. Karakteristik
Menurut Keegan sistem PJJ
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Terpisahnya pengajar dan peserta
didik yang membedakan PJJ dengan pengajar tatap muka.
2. Ada pengaruh dari suatu
organisasi pendidikan yang membedakannya dengan belajar sendiri di rumah (home
study).
3. Penggunaan beragam media-cetak,
audio, video, komputer, atau multimedia untuk mempersatukan pengajar dan
peserta didik dalam suatu interaksi pembelajaran.
4. Penyediaan komunikasi dua arah
sehingga peserta didik dapat menarik manfaat darinya, dan bahkan mengambil
inisiatif dialog.
5. Kemungkinan pertemuan
sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi (pembelajaran
diarahkan kepada individu bukan kepada kelompok)
6. Proses pendidikan yang memiliki
bentuk hampir sama dengan proses industri.
Secara umum dapat disimpulkan
bahwa sistem PJJ didasarkan pada:
1. Keterpisahan antara peserta didik
dan pengajar dalam ruang dan waktu.
2. Pemanfaatan (paket) bahan belajar
yang dirancang dan diproduksi secara sistematis.
3. Adanya pertemuan pengajar dan
peserta didik yang tidak terus menerus (non-contiguous).
4. Organisasi pendidikan melalui
beragam media.
5. Adanya penyeliaan dan pemantauan
yang intensif dari suatu organisasi pendidikan.
5. Prinsip
Prinsip yang menjadi landasan
dalam PJJ, yaitu :
Prinsip 1 Kemandirian
Menentukan sendiri cara belajar
perorangan atau kelompok. Pemilihan program sesuai dengan pilihan sendiri.
Penggunaan daftar pustaka yang tersedia dan terjangkau.
Prinsip 2 Keluwesan
Jadwal didalam PJJ relative bebas.
Prinsip 3 Keterkinian
Sebagian besar penggunaan
berbagai media diharapkan memudahkan untuk memperoleh informasi.
Prinsip 4 Kesesuaian
-
Terkait
langsung dengan kebutuhan pribadi, maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan
masyarakat.
-
Selaras
dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
-
Kesetaraan
bobot program.
-
Pengakuan
atas pengalaman (accreditation of prior learning).
Prinsip 5 Mobilitas
-
Perpindahan
antar satuan pendidikan yang setara (akibat migrasi, dsb).
-
Lintas
jenjang berdasar kemampuan (melalui uji kompentensi, kurikulum atau portfolio).
6. Pembelajaran
Beberapa langkah proses
pembelajaran dalam PJJ antara lain :
-
Pemilihan
program berdasarkan kebutuhan.
-
Pengaturan
waktu belajar, waktu tes, dll.
-
Mengikuti
tutorial.
-
Memanfaatkan
bimbingan dan konseling bila ada masalah.
Beberapa bentuk PJJ antara lain
adalah :
-
Program
pendidikan mandiri.
-
Program
tatap muka yang diadakan di beberapa tempat pada waktu yang telah ditentukan,
informasi pendidikan tetap disampaikan, dengan/tanpa interaksi dari peserta
didik.
-
Program
yang tidak terikat pada jadwal pertemuan, di satu atau banyak tempat.
Agar program PJJ dapat berjalan
dengan baik, perlu diperhatikan kondisi-kondisi yang akan mempengaruhi jalannya
program tersebut dengan efektif. Adapun kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan
dalam program pendidikan jarak jauh, antara lain:
1.
Logistik
-
Materi
pendidikan yang anda harapkan.
-
Bagaimana
anda akan menerima materi pendidikan tersebut.
-
Bagaimana
anda diberitahu atau belajar, serta pengumuman dan pembatalan kelas.
2.
Persyaratan
teknis
-
Peralatan
komputer dan internet, program dan spesifikasinya.
-
Tipe
dan versi program.
-
Kemudahan
mengakses multimedia.
3.
Menjadwalkan
diri sendiri
-
Sejalan
dengan silabus program pendidikan, atau yang telah dibicarakan atau dijelaskan
dengan instruktur.
4. Umpan balik
setiap hari Minggu.
Tutorial adalah
salah satu bentuk interaksi antara dosen dan siswa. Interaksi dan komunikasi
ini merupakan inti dari tutorial (Wardhani, 2000). Interaksi yang
dilakukan antara tutor dan peserta didik terutama adalah untuk
mengkomunikasikan materi dosenan dan masalah-masalah belajar, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Oleh karena itu,
tutorial harus dirancang sedemikian rupa agar dapat berfungsi sebagai pemacu
sekaligus pemicu proses belajar peserta didik. Melalui tutorial diharapkan
peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengamati, berpikir,
bersikap, dan berbuat dalam menghadapi suatu konsep ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai hasil suatu proses belajar.
Manfaat Tutorial
antara lain:
-
Menunjukkan kemajuan dan ketaatan.
-
Laporan perkembangan: instruktur harus memberikan umpan balik
pada anda mengenai kemajuan selama pelajaran. Mintalah jadwal evaluasi, kondisi
dan metode untuk kemajuan anda melalui materi-materi yang ada. Metode-metode
tersebut meliputi : Tes-tes yang meliputi penguasaan pengetahuan atau hasil
dari tugas-tugas yang diberikan, laporan-laporan, proyek-proyek, kasus studi,
rangkuman pendidikan, dan lain-lain, masukan secara kualitatif dan kuantitatif
dalam diskusi pelajaran dan proyek-proyek.
Beberapa hal
yang harus diketahui peserta didik dalam mengikuti tutorial :
Informasi Kelas:
-
Nama pengajar, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax,
alamat e-mail.
-
Nama asisten pengajar, lokasi dan jam kerja, nomor telepon,
fax, alamat e-mail.
-
Nama tutor, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat
e-mail.
-
Nama asisten pendidikan/pustakawan, lokasi dan jam kerja,
nomor telepon, fax, alamat e-mail.
-
Lokasi dan jam kerja pusat informasi, nomor telepon, manajer
pusat informasi dengan alamat e-mail.
-
Alamat website kelas, jika ada.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang dapat membangun yak..